Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Sabtu, 14 Februari 2009

ABU YASIR AL IMAROTI

Abu Yasir Al Imaroti, berasal dari negeri Al Imarot dari kota As Syariqoh. Beliau
seorang pemuda yang lahir dari keluarga hartawan. Ibunya asli Holandia dan bapaknya
seorang pekerja sukses.
Bapaknya menikah dengan ibunya ketika bapaknya sedang mengadakan perjalanan
dalam mengurus bisnisnya. Akan tetapi Allah berkehendak membuat perselisihan diantara
kedunaya hingga bapaknya menceraikan ibunya ketika sudah mempunyai anak satu.
Sesuai peraturan yang berlaku, anak ditinggalkan pada istri untuk dididiknya.
Pada beberapa kesempatan bapaknya pun mengunjunginya dan tinggal di Holandia
untuk menyelesaikan keperluannya.
Anak ini kini tlah dewasa, ia telah berumur empat belas tahun dan ia masih tinggal
di Holandia. Bapaknya mempunyai teman yang senasib dengannya yaitu mempunyai
seorang istri dan anak lelakinya. Istrinya di cerai dan – sekarang tinggal bersama anak
lelakinya tinggal di Rusia.
Keduanya – bapak Abu Yasir dan seorang temannya - bersepakat untuk pergi ke
negeri yang dahulu mereka nikah disana untuk mengadakan Ruju’ – nikah ulang -dengan
istrinya dan anaknya.
Benar ….. keduanya terbang ke negeri istrinya masing-masing, mengunjungi istri
dan anaknya dan ternyata keduanya adalah bertetangga di daerah Syariqoh.
Bapak Abu Yasir memasukkannya dan anak tetangganya ke sebuah madrasah untuk
belajar bahasa arab. Kedua anak itu diberi uang dan dibelikan mobil baru. Hari-harinya
hidup dalam gelimang harta dan kemewahan, setiap hari dibagi uang seribu dirham.
Abu Yasir bersahabat dengan anak tetangganya, dan anak tetangganya ini selalu
mengagungkan Rusia dengan kebiasaan hidup disana.
Suatu hari – anak tetangga - itu membaca sebuah buku yang ditulis oleh seorang
wartawan Rusia yang menerangkan peperangan Afghanistan dan keberanian serta
pengorbanan mereka, dan selalu menjaga agama mareka dan… dan … dan …
Setelah membaca buku, anak itu pergi ke Abu Yasir dan berkata kepadanya : “
Bagaimana menurutmu mereka – orang Afghanistan – itu ? “. Ia menjawab : “ Aku
mengerti ada sebuah perpustakaan milik orang Afghanistan di Dubai, bagaimana
menurutmu kalau kita pergi kesana bersama “. Benar ….. keduanya pun pergi ke sana.
Ternyata perpustakaan itu adalah milik Hikmatyar. Keduanya melihat majalahmajalah
jihad dan cetakan jihad, mereka mengambil banyak hal darinya lalu pulang.
Keduanya membaca – majalah-majalah dan cetakan yang ada - dengan tekun dan
mendalam dan keduanya mengikuti berita-berita mujahidin Afghan dalam mengusir
Rusia.
Benar ….. ternyata keduanya menyiapkan diri dan terbang menuju Afghanistan.
Keduanya sampai di sana dan diterima oleh teman-teman dari arab di Baitul Anshor –
rumah untuk menampung mujahidin – dan dari sana lalu dibawa ke Kamp Al Faruq.
Setelah itu mereka pergi ke Front Jalalalabad.
Keduanya merasakan kenikmatan yang ada disana dan keduanya pun meninggalkan
kenikmatan dunia dan keindahannya dan – kenikmatan dunia itu -diletakkan di belakang
pungungnya.
Kedua bapak anak tersebut bersedih berpisah dengannya, maka kedua orang tua itu
pun pergi ke Pakistan untuk menjumpai kedua anak itu.
Benar ….. kedau orang tua itu sampai disana dan langsung disambut oleh kedua
anaknya, lalu keduanya pulang bersama orang tuanya ke Al Imarot. Akan tetapi fikiran
keduanya tidak menentu dan angan-angannya melayang-layang. Lalu keduanya menyampaikan dakwah kepada ibunya masing-masing yang pada saat itu masih
beragama nashrani hingga Allah memuliakan keduanya dengan masuk Islam.
Abu Yasir mendengar tragedi yang terjadi di Bosnia Herzegovina, lalu ia
menghabari temannya, akan tetapi temannya tidak bisa menyertainya karena
kesibukannya.
Abu Yasir mengadakan perjalanan lagi ke medan jihad hingga sampailah ia ke bumi
Bosnia Herzegovina. Beliau bergabung di Front Jlizonubauly dan ribat bersama
mujahidin di sana. Dia bersama kedua teman tadribnya masuk ke Bosnia – mereka adalah
– Abbas Al Khoulani dan Abu Ali Al Bahroini.
Sebagaimana sifat para syuhada, beliau selalu melayani teman-temannya dengan
tenang dan bersikap lemah lembut kepada mereka.
Allah memberikan kemulian kepada beliau dengan mengikuti banyak peperangan
melawan Serbia dan Kroasia yang melancarkan serangan kepadanya, hingga datanglah
hari beliau mendapat syahadah seperti yang telah dijanjikan oleh Allah.
Pada saat itu beliau berada di Front Zafidufitisya. Pada Front tersebut terdapat
sebuah Gunung yang memanjang di atas kota. Serbia hendak memecah belahkan kaum
muslimin dari atasnya. Kemudian tentara Bosnia pun ingin mendaki puncak gunung
tersebut untuk mengembalikan kota tersebut dari koyakan Serbia yang selama ini telah
terkoyak separo.
Para mujahidin arab memasuki medan perang dan dibagi menjadi beberapa
kelompok dan mereka bersiap-siap untuk mengadakan perang.
Adalah Abbas Al Khaolani dan Abu Ali Al Bahroini dan Abu Yasir Al Imaroti
berada dalam satu kelompok. Dengan izin Allah keduanya sampai dan dapat menduduki
puncak gunung yang telah dikuasai Serbia, akan tetapi disana ada parit yang dibangun
oleh Serbia dan dijadikan sebagai perlindungan. Maka Abbas pun maju dan
menyerangnya, dan terbunuhlah beliau disana.
Tiba-tiba meluncurlah Roket anti Tank dan tepat mengenai kepada Abi Ali Al
Bahroini hingga beliau menemui syahadah. Dan tiba-tiba meluncur juga serangan Mortar
yang jatuh di samping Abu Yasir Al Imaroti hingga terbunuhlah beliau…..
Ketiga teman itu telah meninggalkan dunia setelah menempuh jalan jihad di
Afghanistan dan setelah menempuh kesulitan hingga bisa masuk ke bumi Bosnia
Herzegovina….. hingga akhirnya Allah menerima apa yang mereka persembahkan.
Kita bertemu pada rahmat Allah ……………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar