Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Kamis, 04 Juni 2009

Ikhlaslah Berjuang

“Sesungguhnya hari ini adalah satu hari di antara hari-hari Allah, tidak pantas diisi dengan kebanggaan dan kesombongan atau keangkuhan. Ikhlaskanlah amal dan jihadmu dan tujulah Allah dengan amalmu, karena hari ini menentukan hari-hari yang akan datang.” (Orasi Khalid bin Walid di tengah berkecamuknya perang Yarmuk)

Kata ikhlas sudah begitu sering kita dengar dalam berbagai kesempatan. Bagi setiap pejuang dan prajurit dakwah, semestinya ikhlas tidak boleh lagi menjadi sekadar retorika, melainkan ia harus hadir dan ada dalam diri kita, menyatu dalam pikiran, hati, dan menjadi jiwa dari setiap nafas dan gerak amal dan perjuangan kita. Bersamanya kita memulai hari-hari, dengannya kita membangun ukhuwah dan menapaki jalan dakwah ini.

Bukan tanpa maksud Imam Hasan Al-Banna meletakkan ikhlas dalam rukun baiatnya. Jika ada satu saja gerak kita yang tidak ikhlas, berarti kita secara syar’i telah mengkhianati Allah dan telah mengkhianati komitmen kita sendiri dan pada sebuah organisasi. Na’udzu billah min dzalik.

Karena itu, saudaraku yang kucintai karena Allah, sudah sepatutnya kita menyadari dengan sepenuh hati, bahwa sejak pertama kali bergabung dengan suatu organisasi atau suatu jamaah, ikhlas telah menjadi tuntutan dan kewajiban yang mengikat diri kita sampai Allah swt. menentukan putusan-Nya; menampakkan kemenangan bagi dakwah ini atau kita syahid dalam menegakkan dan membelanya.

Di sini saya tidak akan menguraikan makna ikhlas dengan kata-kata, kita semua bahkan telah menghafalnya di luar kepala. Saya ingin mengajak kita semua untuk merenungi bersama kata-kata ini:

Apakah kita telah menjadikan ikhlas sebagai sesuatu yang menyatu dalam diri kita, melebur, menjasad, mendarah daging, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita?

Apakah ikhlas telah merasuk dalam pemikiran kita sehingga membuat kita menjadi produktif sekaligus kreatif dalam mengeluarkan gagasan untuk membangun dakwah Islam tanpa tendensi apapun selain kepada Allah?

Apakah ikhlas telah melebur dalam hati kita sehingga menjadikan kita mampu memandang segala permasalahan dalam dakwah ini dengan jernih, dan menjadikan kita mampu membangun ukhuwah, ukhuwah yang sebenarnya bukan sekadar hiasan kata?

Apakah ikhlas telah menjadi jiwa dari setiap amal yang kita lakukan, sehingga menjadikan kita rela melaksanakan apapun perintah dan kebijakan organisasi atau jamaah dengan penuh tanggung jawab, tanpa rasa berat dan tidak berharap balasan atas semua itu kecuali hanyalah dari Allah Taala?

Wahai saudaraku, para aktivis dakwah yang saya cintai karena Allah, apakah ikhlas baru sekadar kata tanpa makna, atau ia cuma retorika yang kita suapkan kepada para objek dakwah kita?

Takutlah kepada Allah, karena Dia Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sesungguhnya kemenangan dakwah ini sejak dulunya selalu terkait dengan keikhlasan para prajuritnya. Apa yang kita inginkan ketika berdakwah dan berjuang menyebarkan nilai-nilai Islam?

Motivasi awal dan keinginan kita adalah meraih ridha Allah. Semua kerja dan aktivitas dakwah yang kita lakukan sebagai sarana atau alat untuk meraih keridhaan Allah, lain tidak. Bagi kita, ridha Allah adalah imbalan terbesar dan termahal, karena itu kita sudah merasa cukup dengan imbalan itu.

Yakinlah bahwa Allah akan terus menyertai perjuangan kita selama perjuangan kita murni, bersih dari noda yang mengotorinya, selama motivasi dan keinginan kita dalam perjuangan ini tidak bergeser atau berubah. Karena itu, sekali lagi, Ikhlaslah dan teruslah pelihara keikhlasan itu sampai Allah Taala memberikan kemenangan atau kita mendapatkan keridhaan-Nya di sisi-Nya sebagai syuhada!

Sumber :http://www.generasimuslim.com

3 komentar:

  1. Ikhlas adalah sebuah perjuangan. Apa yang dibangu dengan keikhlasan senantiasa memberi hasil terindah dari sebuah perjuangan.

    Salam Pejuang

    BalasHapus
  2. Ikhlas adalah sebuah perjuangan. Apa yang dibangun dengan keikhlasan senantiasa memberi hasil terindah dari sebuah perjuangan.

    Salam Pejuang

    BalasHapus