Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Rabu, 20 Mei 2009

Pernikahan Atas Nama Cinta?


Sebagian manusia ingin menikah karena cinta yang memabukkan. Tak sabar ingin memadu cinta. Larangan Tuhannya ditabrak. Pacaran menjadi halal. Siang dan malam yang terbayang hanyalah wajah si dia. Lagu-lagu cinta melankolis menjadi alunan indah dari hati yang merindu. Bila sang kekasih dekat, ia takut berpisah. Bila sang kekasih jauh, hatinya resah gelisah menahan kerinduan. Lalainya hati karena disibukkan oleh selain-Nya adalah kesengsaraan dan kerugian tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Menikah adalah moment yang dinanti. Didamba. Seakan-akan, menikah adalah terminal akhir dari kisah percintaan. Dunia penuh dengan hingar bingar cinta nafsu yang memang di blow up oleh media-media. Lagu, sinetron, film. semuanya atas nama cinta. Cinta nafsu. Thaghut baru.

Sebagian orang mengatakan bahwa menikahi sang kekasih adalah karena cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apakah benar cinta karena Allah Subhanahu wa Ta'ala? Karena jika saja cinta itu benar karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya akan membawa diri semakin dekat kepada-Nya. Maka patut dipertanyakan cintanya itu, apakah benar karena Allah Subhanahu wa Ta'ala atau hawa nafsu semata.

Cinta. Meminta dan memberi cinta dari dan kepada yang belum berhak. Alangkah malunya hati bila memberikan cinta pada yang tidak berhak. Tiadalah berhak memberikannya, karena sudah ada pemiliknya, meski belum tahu siapakah belahan jiwa itu. karena pasangan jiwa adalah rahasia Allah.

1 komentar: