Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Jumat, 13 Februari 2009

Ijin Jilbab Bagi Polwan di Norwegia Terancam Dibatalkan

Baru seminggu pemerintah Norwegia mengumumkan akan memberikan keleluasaan bagi polisi perempuan untuk mengenakan jilbab, Menteri Kehakiman negeri itu hari Selasa kemarin menyatakan akan mengkaji ulang kebijakan tersebut.

Menurut Menteri Kehakiman Knut Storberget, keputusan mengkaji ulang kebijakan jilbab bagi polwan Muslim diambil karena banyak yang mengkritik dan keberatan dengan kebijakan itu.

"Karena perdebatan yang mengemuka ... khususnya reaksi dari (persatuan polisi) Politiets Fallesforbund, saya pikir ada baiknya kita mulai dari awal lagi," kata Storberget dalam sebuah acara debat di TV 2 Norwegia .

Padahal baru satu minggu yang lalu, pemerintah Norwegia yang dipegang kelompok Kanan-Tengah menyatakan setuju dengan kebijakan yang membolehkan polisi perempuan yang Muslim mengenakan kerudung atau jilbab agar kepolisian bisa merekrut lebih banyak lagi calon polisi perempuan dari kalangan Muslim di negeri itu.

"Kami pikir, sudah perlu dilakukan perekrutan secara luas untuk mengembangkan kekuatan kepolisian yang mewakili seluruh kelas dalam masyarakat tanpa melihat latar belakang keyakinan dan etnisnya. Hal itu lebih penting dibandingkan tuntutan untuk mengenakan pakaian seragam yang netral," kata Kepala Polisi Ingelin Killengreenv seminggu yang lalu.

Sebelum kebijakan untuk membolehkan seorang polwan Muslim mengenakan jilbab disetujui, juga terjadi pro dan kontra selama berbulan-bulan. Sikap kontra terutama ditunjukkan oleh Partai Kemajuan yang menjadi partai oposisi di Norwrgia. Partai ini menuding kebijakan jilbab bagi polwan Muslim merupakan ancaman akan adanya "Islamisasi secara gradual" di negeri Skandinavia itu.

Keberatan atas kebijakan soal jilbab juga dinyatakan oleh persatuan polisi yang menuntut agar unit kepolisian tetap menggunakan seragam yang "netral" dan tidak menunjukkan afiliasi ke agama tertentu.

Menanggapi keberatan-keberatan itu, Storberget mengatakan akan mengevaluasi kembali kebijakan jilbab, tanpa berani menjawab dengan tegas. "Kami tidak bilang 'tidak" dan juga tidak bilang 'ya'," kata Storberget. (ln/aby)

Sumber : http://www.eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar