Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Sabtu, 14 Februari 2009

ABU HAMMAM AS SYAHRONI

Beliau seorang pemuda yang datang dari daerah madinah, lima kilo di
selatan Kerajaan Arab Saudi. Beliau tumbuh diatas ketaatan kepada Allah. Sejak
kecil beliau telah tekun mengikuti halaqoh hafalan Al Qur’an al Karim. Beliau
sangat tenang penampilannya, rendah diri, lembut perangainya, bersih hatinya
yang itu membedakan beliau dengan teman-teman lainnya.
Ketika terjadi tragedy Bosnia Herzegovia, beliau pada saat itu baru berumur
dua puluh tahun. Beliau selalu mengikuti berita-berita tentang penderitaan yang
dialami saudara-saudaranya – seiman -, dan beliau berkehendak mendatangi
mereka dengan semampu beliau.
Pada suatu hari beliau duduk-duduk dengan seorang temannya
membincangkan kesedihan mereka tentang tragedi yang terjdi di Bosnia dan
keduanya ingin pergi bergabung dalam jihad di negeri itu.
Benar ….. keduanya bertekad untuk berangkat, lalu kedunya mengikuti
berita-berita bagaimana caranya bisa sampai ke negeri tersebut. Sampai
mendapatkan jalan menuju kesana lalu kedunya pergi ke Kroasia melalui jalan
dalam. Akan tetapi Kroasia menolak keduanya dan tidak mempersilahkan mereka
masuk, maka keduanya pun kembali dengan perasaan sedih dan gundah gulana,
matanya berlinang air mata. Kemudian mereka mencoba kedua kalinya untuk bisa
masuk ke bumi Bosnia.
Dengan izin Allah keduanya dapat masuk ke Bosnia pada akhir bulan
Jumadil akhir pada tahun 1415 H.
Sampailah teman ini di kantor mujahidin dan mereka – para mujahidin –
adalah orang yang berakhlak mulia dan mendalam agamanya. Kedua teman itu
pergi ke sebuah Kamp latihan – muasykar – dan keduanya tadrib disana. Setelah
itu keduanya pergi ke Front.
Setiap saat Abu Hammam rohimahullah bercita-cita untuk bisa mendapatkan
syahadah dan beliau bersemangat menghafalkan Al Qur’an dan mengulangulangnya.
Beliau selalu puasa dan sholat malam dan selalu ikut serta dalam ribat
selama kurang lebih enam bulan lamanya sampai datanglah musim panas pada
tahun 1415 H.
Pada musim itu terjadilah peperangan paling besar yang terjadi di Bosnia
yang banyak menewaskan para mujahidin dan musuh-musuh Allah. Pada saat itu
pula terjadi peperangan – yang berakhir – kemenangan yang gemilang. Pada saat
itu Serbia menguasai puncak gunung dan menguasai strategi perang dan
perlindungan mereka pada saat itu sangat kuat. – dengan begitu, hilanglah –
semangat – tentara Bosnia dalam melawan Serbia, karena sebelumnya sudah
pernah dicoba.
Setelah itu para komandan Bosnia berkumpul – dan bermusyawaroh –
bahwa daerah itu tidak bisa ditaklukkan kecuali dengan menggunakan senjata
penerbangan yang tidak dimiliki tentara Bosnia. Maka mereka meminta pasukan
mujahidin untuk pergi menuju daerah tersebut dan mencoba memenangkan
peperangan tersebut.Benar ….. para singa mujahidin telah datang ke daerah – perang – itu dan
tinggal disana beribat selama kurang lebih delapan bulan hingga datanglah hari
peperangan.
Para mujahidin dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok
pasti terjadi kisah-kisah yang menarik dan setiap kelompok pasti ada yang syahid.
Abu Hammam rohimahullah berada dalam kelompok yang dipimpin oleh
Abu Sa’id Al Falestini. Amaliyat itu dilakukan setelah fajar dan pada waktu itu
masih gelap sekali. Salah seorang mujahidin berkata : “ Kita tidak bisa
menengarai parit yang digunakan berlindung oleh Serbia “.
Mulai pecahlah peperangan dan kami melempar mereka dengan granat maka
terbunuhlah tantara Serbia. Akan tetapi parit ini memang menghalangi kita karena
digunakan berlindung oleh Serbia. Pada saat itu masih ada seorang Serbia yang
belum terbunuh, katika kami maju ke depan tiba-tiba orang Serbia itu menyerang
dan datang dari belakang parit maka terbunuhlah Abu Ghorib Al Britoni
rohimahullah, dan Serbia juga menyerang lima mujahidin lainnya. Mereka
mengira komandan –mujahidin – hendak maju, akan tetapi dengan pertolongan
Allah mereka merasa ketakutan dan kegoncangan hingga ia tidak dapat
membunuh kelima mujahidin itu.
Dengan semampunya mujahidin pun membalas membunuh mereka hingga
Allah memberikan karomah dengan dapat membunuh seorang dari Serbia.
Majulah seorang ikhwah mujahidin dan mendapati seorang Serbia yang terluka
sedang bersembunyi lalu dia bunuh orang Serbia itu.
Ada kisah yang menakjubkan, bahwa komandan Abu Sa’id Al Falestini
menyerbu sendirian ke parit tempat Serbia, disitu ada dua orang, beliau menyerbu
sambil bertakbir. Ketika beliau menyerbu kedua orang yang ada disitu, beliau
berhadap-hadapan dengan keduanya. Beliau hendak menghabisi keduanya dengan
Kalasinkof akan tetapi tidak ada peluru yang keluar satu pun. Kemudian singa
Abu Said merobohkan orang Serbia itu dengan memukulkan Kalasinkof ke
wajahnya. Dan pada saat itu juga datanglah seorang Serbia yang lain lalu
menyerang Abu Said hingga melukai tangan beliau. Dan pada saat itu juga
datanglah seorang mujahid dari Yaman yang menyerang orang Serbia itu dengan
senjata Al Bika hingga selamatlah Abu Said dengan pertolongan Allah.
Kami maju setelah menuruni parit untuk mendaki ke puncak dua gunung
diantara tiga puncak. Pada waktu itu jumlah mujahidin tinggal sedikit karena telah
terbunuh dua orang dan banyak yang terluka.
Diantara mereka yang ada dalam pasukan itu harus ada seorang yang
menjadi komandan, lalu kepemimpinan itu diserahkan kepada salah seorang
ikhwah. Lalu turunlah ia bersama Abu Hammam rohimahullah menuju parit
tempat persembunyian Serbia. Disana jumlah orang Serbia banyak sekali. Maka
komandan itu dan Abu Hammam mengelilingi parit tersebut dan meluncurkan
tembakan ke arah Serbia hingga kocar-kacirlah orang Serbia dari parit. Setelah itu
datanglah Abu Hammam dan meminta kepada komandan untuk mengarahkan
penglihatannya kepada para syuhada. Diantara mereka yang syahid adalah Abu
Abdullah As Syibani, Shofiyuddien Al Yamani dan seorang yang asing – tidak
dikenali -. Kemandan itu berkata : “ Jumlah kita sedikit sementara daerah ini
membutuhkan penjagaan, maka kamu jangan pergi – tetaplah disini – “. Maka iamemasrahkan – urusan jaga – ini kepada Abu Hammam, dengan syarat beliau –
komandan – segera kembali lagi. Kemudian komandan itu pergi meninggalkan
tempat itu dan melayangkan pandangan kepada mereka lalu kembali lagi.
Ketika beliau kembali, Abu Sulaiman Al Hadhromi meminta komandan
untuk melayangkan pandangannya dan kembali lagi. Maka komandan itu menolak
permintaannya hingga kembalilah seorang ikhwah ke parit-parit penjagaan itu.
Pada saat itu jatuhlah serangan Roket di dekat ikhwah Hatib Almani hingga
mengenai perutnya. Pada waktu yang sekejap meluncurlah serangan Roket yang
lain jatuh diantara Abu Hammam dan Abu Sulaiman hingga keduanya terbunuh –
semoga Allah merahmati keduanya – dan diterima sebagai syuhada’ di jalan-Nya.
Abu Sulaiman adalah orang yang hafal Al Qur’an. Akhlak dan juga
agamanya tidak jauh beda dengan saudaranya “ Abu Hammam “ semoga Allah
merahmati keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar